Kisah-Kisah Sufi :: Tuhan Melihat Hatimu
Pada suatu hari, Hasan Al-Basri pergi mengunjungi Habib Ajmi, seorang sufi besar lain. Pada waktu salatnya, Hasan mendengar Ajmi banyak melafalkan bacaan salatnya dengan keliru. Oleh karena itu, Hasan memutuskan untuk tidak salat berjamaah dengannya. Ia menganggap kurang pantaslah bagi dirinya untuk salat bersama orang yang tak boleh mengucapkan bacaan salat dengan benar.
Di malam harinya, Hasan Al-Basri bermimpi. Ia mendengar Tuhan berbicara kepadanya, “Hasan, jika saja kau berdiri di belakang Habib Ajmi dan menunaikan salatmu, kau akan memperoleh keridaan-Ku, dan salat kamu itu akan memberimu manfaat yang jauh lebih besar daripada seluruh salat dalam hidupmu. Kau mencoba mencari kesalahan dalam bacaan salatnya, tapi kau tak melihat kemurnian dan kesucian hatinya. Ketahuilah, Aku lebih menyukai hati yang tulus daripada pengucapan tajwid yang sempurna.
Kisah-Kisah Sufi :: Kau Tak Tahu Apa Yang Kauminta
Suatu hari, Isa as sedang berjalan di tengah gurun. Beberapa orang pencinta dunia mengikutinya. Mereka meminta Isa, "Katakanlah pada kami mantra apa yang kau pakai untuk menghidupkan orang mati."
Isa menjawab, "Jika kukatakan, kalian akan menyalahgunakan bacaan itu." Mereka bersumpah bahwa bacaan itu akan mereka gunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat. Mereka tetap meminta Isa untuk memberitahukan bacaan itu.
"Kau tak tahu apa yang kauminta," ujar Isa. Tetapi mereka tak mendengarkannya.
Akhirnya Isa memberitahukan bacaan rahasia itu. Tak lama sesudah itu, kelompok orang tersebut menemukan tumpukan tulang belulang di tengah padang pasir. "Mari kita coba, mantra ini berhasil atau tidak," ucap mereka. Bacaan itu pun digumamkan. Keajaiban segera terjadi. Tumpukan tulang itu diliputi kembali oleh darah dan daging, berubah menjadi binatang buas, dan mengoyak-koyakan tubuh orang-orang yang menghidupkannya.
Kisah-Kisah Sufi :: Musa dan Seorang Wali Tuhan
Musa as meminta Tuhan menunjukkan salah satu wali-Nya. Tuhan memerintahkan Musa untuk pergi ke sebuah lembah. Di tempat itu, Musa menemukan seseorang yang berpakaian compang-camping, kelaparan, dan dikerubungi lalat.
Musa bertanya, “Adakah sesuatu yang dapat aku lakukan untukmu?”
Orang itu menjawab, “Wahai utusan Tuhan, tolong bawakan aku segelas air.” Ketika Musa kembali dengan segelas air, orang itu telah meninggal dunia. Musa pergi lagi untuk mencari sehelai kain untuk membungkus mayatnya, agar ia dapat menguburkannya. Ketika ia kembali ke tempat itu, mayatnya telah habis dimakan singa. Musa merasa tertekan, ia berdoa, “Tuhan, Engkau menciptakan semua manusia dari tanah. Ada yang berbahagia tapi ada juga yang tersiksa dan hidup menderita. Aku tak dapat mengerti ini semua.” Suara Yang Agung menjawab, “Orang itu bergantung kepada-Ku untuk semua hal. Tapi kemudian ia bergantung padamu untuk satu minuman. Dia tak boleh lagi meminta bantuan kepada orang lain kalau ia telah rida dengan-K
Kisah-Kisah Sufi :: Mencuri Wang Anak Sendiri
Seorang lelaki datang kepada Nabi saw, mengadukan ayahnya yang menghabiskan wang miliknya tanpa meminta izin terlebih dahulu kepadanya. Nabi yang mulia memanggil ayah orang itu ke hadapannya. Ketika lelaki jompo itu datang dengan tertatih-tatih bersandar pada tongkatnya, Nabi bertanya, “Betulkah kau mengambil wang anakmu tanpa seizinnya?”
“Wahai Nabi Allah,” lelaki itu menangis, “ketika aku kuat dan anakku lemah, ketika aku kaya dan dia miskin, aku tidak membelanjakan wangku kecuali untuk memberi makan kepadanya, bahkan terkadang aku membiarkan diriku kelaparan asalkan dia boleh makan. Sekarang aku telah tua dan lemah sementara anakku tumbuh kuat. Aku telah jatuh miskin sementara anakku menjadi kaya. Ia mulai menyembunyikan wangnya dariku. Dahulu aku menyediakan makan untuknya tapi sekarang ia hanya menyiapkan makan untuk dirinya. Aku tak pernah memperlakukan ia seperti ia mempelakukanku. Jika saja aku masih sekuat dulu, aku akan merelakan wangku untuknya.”
Ketika mendengar hal ini, airmata Nabi saw jatuh berlinang seperti untaian mutiara menimpa janggutnya yang suci, “Baiklah,” Nabi berkata, “habiskan seluruh wang anakmu sekehendak hatimu. Wang itu milikmu…”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment